TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA AGAN !!! SEMOGA BERMANFAAT UNTUK MENAMBAH LIBIDO DAN MENAIKKAN NAFSU SEKS AGAN.APABILA AGAN SETELAH MEMBACA TIDAK SANGE DIANJURKAN SEGERA KONSULTASI KE DOKTER SPESIALIS KELAMIN TERDEKAT...

Friday, October 6, 2017

CERITA JAMIN SANGE - LEBIH NIKMAT MEMEK SINTYA DIBANDING NADIA ADIKNYA

CERITA SEKS

CERITA JAMIN SANGE - LEBIH NIKMAT MEMEK SINTYA DIBANDING NADIA ADIKNYA.Setelah permainan cintaku dengan Nadia sore itu, kami jadi sering melakukannya apabila ada kesempatan. Kadang kami bercinta di Kamar Nadia dan kadang di kamarku. Nadia yang masih berusia 22 tahun itu bercerita tentang hilangnya kegadisannya oleh pacarnya ketika masih SMA.

Menurut ceritanya dia dijebak pacarnya untuk minum-minum ketika perayaan ulangtahunnya yang ke 17. Ketika dia mulai mabuk dia dibawa pacarnya dan di perkosa di hotel. Tragisnya dia diperkosa secara bergantian oleh 2 orang teman pacarnya saat itu.

CERITA SEX - CERITA 18+ - CERITA SEKS - CERITA SEKS BERGAMBAR - CERITA DEWASA - CERITA MESUM - CERITA JAMIN SANGE - Paginya setelah sadar dia , dia pulang sendiri.Pacar maupun kedua temannya menghilang entah kemana. Setelah lulus SMA akhirnya dia memutuskan untuk kuliah di Bali jurusan hotel dan tourisme. Sejak kuliah di Bali pun dia sudah beberapa kali melakukan sex dengan beberapa teman kuliah-nya. Hubungan kami pun cuma sebagai teman, tidak lebih, hubungan kami berdasarkan suka sama suka. Mungkin karena usia ku yang lebih muda. Hanya saja aku dapat previlege untuk tubuhnya kapan saja aku mau. Hubunganku dengan Nadia pun tidak diketahui oleh Sintya kakaknya yang sudah bekerja di salah satu hotel di kawasan Jimbaran.

Sintya, tidak kalah cantiknya dengan Nadia. Keduanya memiliki kulit yang putih bersih. Sintya lebih dewasa dalam pembawaan dan enak juga diajak ngobrol. Karena Sintya juga cantik aku sering bercanda dengan Nadia mengatakan ingin tahu rasanya bila berhubungan dengan Sintya. Nadia kadang tertawa dan kadang marah kalo aku berkata begitu. Walau marah, Nadia akan hilang kemarahannya kalau kucumbu lagi.

BACA JUGA!!! CERITA JAMIN SANGE - SEKS DENGAN ADIK IPAR SURUHAN SUAMIKU

Seperti halnya sore itu, Ketika aku baru pulang kuliah, kulihat kamar Nadia terbuka tetapi tidak ada orang didalamnya. Karena situasi kost yang sepi akupun masuk ke kamarnya dan mendengar ada yang sedang mandi dan akupun menutup pintu kamar Nadia. Sudah seminggu lebih aku menginap di Denpasar karena sedang ujian akhir.

Setelah pintu kututup, kupanggil Nadia yang ada dikamar mandi.

"Nadia, lagi mandi yah? tanyaku basa-basi.

Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun melanjutkan.

"Kamu marah yah Nad?, Maaf yah aku gak kasih tahu kamu kalo aku mau nginep di Denpasar. Hari ini aku mau buat kamu puas Nad. Aku akan cium kamu, bikin kamu puas hari ini. Aku akan.
"Mandi kucing kan kamu Nad mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki." Rayuku.

Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.

"Nad, ingat film yang dulu kita tonton kan. Aku akan bikin kamu puas beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan penisku ini Nad. Aku akan cium vaginamu sampai kau menggelinjang puas dan memohon agar aku memasukkan penisku".

Terdengar suara batuk kecil dari dalam kamar mandi.

"Nad, kututup pintu dan gordennya yah". Akupun berbalik dan menutup gorden jendela yang memang masih terbuka.

Ketika gorden kututup, kudengar pintu kamar mandi terbuka. Akupun tersenyum dan bersorak dalam hati. Setelah aku menutup gorden akupun berbalik. Dan ternyata, yang ada dalam kamar mandi itu adalah Sintya, kakak Nadia, yang baru saja selesai mandi keluar dengan menggunakan bathrope berwarna pink dan duduk diatas tempat tidur dengan kaki bersilang dan terlihat dari belahan bathropenya.



CERITA SEKS - CERITA SEKS BERGAMBAR - CERITA DEWASA - CERITA MESUM - CERITA JAMIN SANGE - CERITA SEX - CERITA 18+ - Kaki yang putih terawat, betisnya yang indah terlihat terus hingga ke pahanya yang putih, kencang dan seksi sangat menantang sekali untuk dielus. Belum lagi silangan bathrope di dadanya agak kebawah sehingga terlihat dada putih dan belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya sedikit lebih besar dari Nadia, karena aku belum pernah menyentuhnya.

"Nadia sedang ke Yogya, dia sedang Praktek kerja selama 2 bulan" Kata Sintya sambil memainkan tali bathrope-nya.
"Jadi selama ini kamu suka make love ya sama Nadia, padahal aku percaya kamu tidak akan begitu sama adikku"
"Maaf Mbak, aku gak tahu kalo yang didalam itu Mbak Sintya" Kataku sambil mataku memandang wajah Sintya.

Rambutnya yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang putih dengan belahan yang terlihat cukup dalam. Paha yang putih mulus dan kencang hingga betis yang terawat rapih. Kalau menurutku Sintya boleh mendapat angka 8 hingga 8,5.

"Lalu kalo bukan Mbak kenapa?, Kamu enggak mau mencium Mbak, buat Mbak puas, memandikucingkan Mbak seperti yang kamu bilang tadi?" Tanya Sintya memancingku.

"Aku sih mau aja Mbak kalo Mbak kasih" Jawabku langsung tanpa pikir lagi sambil melangkah ke tempat tidur. Sebab sebagai laki-laki normal aku sudah tidak kuat menahan nafsuku melihat sesosok wanita cantik yang hampir pasti telanjang karena baru selesai mandi. Belum lagi pemandangan dada dan putih mulus yang sangat menggoda.
"Kamu sudah lama make love dengan Nadia, Ren?" Tanya Sintya ketika aku duduk di sebelah kirinya. Aku tidak langsung menjawab, setelah duduk di sebelahnya aku mencium wangi harum tubuhnya.
"Tubuh Mbak harum sekali", kataku sambil mencium lehernya yang putih dan jenjang.

Sintya menggeliat dan mendesah ketika lehernya kucium, mulutku pun naik dan mencium bibirnya yang mungil dan merah merekah. Sintya pun membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan kumasukkan lidahku ke dalam rongga mulutnya dan lidah kami pun saling bersentuhan, hal itu membuat Sintya semakin hangat.



Perlahan tangan kiriku menyelusup ke dalam bath robenya dan meraba payudaranya yang kenyal. Sambil terus berciuman kuusap dan kupijat lembut kedua payudaranya bergantian. Payudaranya pun makin mengeras dan putingnyapun mulai naik. Sesekali kumainkan putingnya dengan tanganku sambil terus melumat bibirnya.

Aku pun mengubah posisiku, kurebahkan tubuh Sintya di tempat tidur sambil terus melumat bibirnya dan meraba payudaranya. Setelah tubuh Sintya rebah, perlahan mulutku pun turun ke lehernya dan tanganku pun menarik tali pengikat bathrope-nya. Setelah talinya terlepas kubuka bathropenya. Aku berhenti mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan kutiduri sebentar lagi, karena aku belum pernah melihat tubuh Sintya tanpa seutas benang sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa cela sedikit pun.

Payudaranya yang putih dan tegak menantang berukuran 36 C dengan puting yang sudah naik sangat menggairahkan. Pinggang yang langsing karena perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya tampak rapi, mungkin Sintya baru saja mencukur rambut kemaluannya. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

"aHh" Desah Sintya membuyarkan lamunanku, Aku pun langsung melanjutkan kegiatanku yang tadi terhenti karena mengagumi keindahan tubuhnya.

Kembali kulumat bibir Sintya sambil tanganku mengelus payudaranya dan perlahan-lahan turun ke perutnya. Ciumanku pun turun ke lehernya. Desahan Sintya pun makin terdengar. Perlahan mulutku pun turun ke payudaranya dan menciumi payudaranya dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal pun mengeras ketika aku mencium sekeliling payudaranya.

Tanganku yang sedang mengelus perutnya pun turun ke pahanya. Sengaja aku membelai sekeliling vaginanya dahulu untuk memancing reaksi Sintya. Ketika tanganku mengelus paha bagian dalamnya, kaki Sintya pun merapat. Terus kuelus paha Sintya hingga akhirnya perlahan tanganku pun ditarik oleh Sintya dan diarahkan ke vaginanya.

"Elus dong Ren, Biar Mbak ngerasa enak Ren" Ucapnya sambil mendesah.

Bibir vagina Sintya sudah basah ketika kesentuh. Kugesekan jariku sepanjang bibir kemaluan Sintya, dan Sintya pun mendesah. Tangannya meremas kepalaku yang masih berada di payudaranya.

"Ahh, terus Ren", Pinggulnya makin bergoyang hebat sejalan dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan kedalam lubang vaginanya yang semakin basah.
"Ohh Ren enak sekali Ren", desah Sintya makin hebat dan goyangan pinggulnya makin cepat.

Jariku pun semakin leluasa bermain dalam lorong sempit vagina Sintya. Kucoba masukan kedua jariku dan desahan serta goyangan Sintya makin hebat membuatku semakin terangsang.



"Ahh Ren", Sintya pun merapatkan kedua kakinya sehingga tanganku terjepit di dalam lipatan pahanya dan jariku masih terus mengobok-obok vaginanya Sintya yang sempit dan basah.

Remasan tangan Sintya di kepalaku semakin kencang, Sintya seperti sedang menikmati puncak kenikmatannya. Setelah berlangsung cukup lama Sintya pun melenguh panjang jepitan tangan dan kakinya pun mengendur.

Kesempatan ini langsung kupergunakan secepat mungkin untuk melepas kaos dan celana jeansku. Penisku sudah tegang sekali dan terasa tidak nyaman karena masih tertekan oleh celana jeansku. Setelah aku tinggal mengunakan CD saja kuubah posisi tidur Sintya. Semula seluruh badan Sintya ada di atas tempat tidur, Sekarang kubuat hanya pinggul ke atas saja yang ada di atas tempat tidur, sedangkan kakinya menjuntai ke bawah.

Dengan posisi ini aku bisa melihat vagina Sintya yang merah dan indah. Kuusap sesekali vaginannya, masih terasa basah. Akupun mulai menciumi vaginanya. Terasa lengket tapi harum sekali. Karena Sintya  selalu menjaga bagian kewanitaannya ini dengan teratur sekali.

"Ahh Ren, enak Ren", racau Sintya. Pinggulnya bergoyang seiring jilatan lidahku di sepanjang vaginanya. Vagina merahnya semakin basah oleh lendir vaginanya yang harum dan jilatanku. Desahan Sintya pun makin hebat ketika kumasukkan lidahku kedalam bibit lubang vaginanya. Sintya pun menggelinjang hebat.



"Terus Ren", desahnya. Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara. Tanganku pun bergerak meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sementara lidahku terus menerus menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku dan pinggulnya pun bergerak tidak beraturan. Sepuluh menit hal ini berlangsung dan Sintya pun mengalami orgasme yang kedua.

"Ahh Ren, aku keluar Ren", aku pun merasakan cairan hangat yang keluar dari vaginanya. Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan kusimpan dalam mulutku dan secepatnya kucium bibir Sintya yang sedang terbuka agar dia merasakan cairannya sendiri.

Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku sudah berada tepat didepan vaginanya. Sambil terus menciumnya kugesekkan ujung penisku yang mencuat keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Sintya yang semula berada disamping bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan-lahan.

"Besar juga punya kamu Ren, panjang lagi" Ucap Sintya di sela-sela ciuman kami.

Sambil masih berciuman aku melepaskan CDku sehingga tangan Sintya bisa leluasa mengocok penisku. Setelah lima menit akupun menepis tangan Sintya dan menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Posisi ini lebih enak dibandingkan dikocok.

Perlahan aku mulai mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Ketika penisku mulai masuk, badan Sintya pun sedikit terangkat. Terasa basah sekali tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih sempit dibandingkan Nadia, atau mungkin karena lubang vaginanya belum terbiasa dengan penisku.

"Ahh Rensha.. Begitu sayang, enak sekali sayang" Racaunya ketika penisku bergerak maju mundur. Pinggul Sintya pun semakin liar bergoyang mengimbangi gerakanku. Akupun terus menciumi bagian belakang lehernya.

"Ahh.." desahnya semakin menjadi. Akupun semakin bernafsu untuk terus memompanya. Semakin cepat gerakanku semakin cepat pula goyangan pinggul Sintya. Kaki Sintya yang menjuntai ke bawah pun bergerak melingkari pinggangku. Akupun mengubah posisiku sehingga seluruh badan kami ada di atas tempat tidur.

CERITA DEWASA - CERITA MESUM - CERITA JAMIN SANGE - CERITA SEX - CERITA 18+ - CERITA SEKS - CERITA SEKS BERGAMBAR - Setelah seluruh badan ada diatas tempat tidur, akupun menjatuhkan dadaku diatas payudara besar dan kenyalnya. Tanganku pun bergerak ke belakang pinggulnya dan meremas pantatnya yang padat.

Goyangan Sintya pun semakin menjadi-jadi oleh remasan tanganku di pantatnya. Sedangkan pinggulku pun terus menerus bergerak maju mundur dengan cepat dan goyangan pinggul Sintya yang semakin liar.

"Ren.. Kamu hebat Ren.. Terus Ren.. Penis kamu besar keras dan panjang Ren.. Terus Ren.. Goyang lebih cepat lagi Ren.." begitu racau Sintya di sela kenikmatannya.

Aku pun semakin cepat menggerakkan pinggulku. Vagina Sintya memang lebih enak dari Nadia adiknya. Lebih sempit sehingga penisku sangat menikmati berada di dalam vaginanya. Goyangan Sintya yang makin liar, desahan yang tidak beraturan membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakanku.



"Mbak aku mau keluar Mbak" Kataku.
"Di dalam aja Ren biar enak" desah Sintya sambil tangannya memegang pantatku seolah dia tidak mau penisku keluar dari vaginanya sedikitpun.
"Ahh" Desahku saat aku memuntahkan semua cairanku kedalam lubang rahimnya.

Tangan Sintya menekan pantatku sambil pinggulnya mendorong keatas, seolah dia masih ingin melanjutkan lagi, matanya pun terpejam. Aku pun mencium bibir Sintya . Dengan posisi badanku masih diatasnya dan penisku masih dalam vaginanya. Mata Sintya terbuka, dia membalas ciuman bibirku hingga cukup lama. Badannya basah oleh keringatnya dan juga keringatku.

"Kamu hebat Ren, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya" Kata Sintya.
"Mbak juga hebat, vagina Mbak sempit, legit dan harum lagi." Ucapku.
"Memang vagina Nadia enggak" senyumnya sambil menggoyangkan pinggulnya.
"Sedikit lebih sempit Mbak punya dibanding Nadia" jawabku sambil menggerakkan penisku yang masih menancap di dalamnya. Tampaknya Sintya masih ingin melanjutkan lagi pikirku.
"Penis kamu masih keras Ren?" tanya Sintya sambil memutar pinggulnya.
"Masih, Mbak masih mau lagi?" tanyaku
"Mau tapi Mbak diatas ya" Kata Sintya.
"Cabut dulu Ren"

Setelah dicabut, mulut Sintya pun bergerak dan mencium penisku, Sintya mengulum penisku terlebih dahulu sambil memberikan vaginanya padaku. Kembali terjadi pemanasan dengan posisi 69. Desahan-desahan Sintya , vagina Sintya yang harum membuatku melupakan Nadia sementara waktu.

Hari itu sejak pukul lima sore hingga esok paginya aku bercinta dengan Sintya , entah berapa kali kami orgasme. Dan itu pun berlangsung hampir setiap malam selama Nadia belum kembali dari Praktek Kerjanya di yogya selama 2 bulan lebih. Kupikir mumpung Nadia tidak ada kucumbu saja kakaknya dulu.haha...

No comments:

Post a Comment